hormatilah jabatanku
putra tunggal kepala kampung
punya hak untuk tolak pinggang memerintah
kupelihara kesombongan
sorot mata segalak mungkin
untuk menjaga martabat dan wibawa
hari ini aku dipanggil
menghadap ayah terhormat
melaporkan tugasku mengelola dagang
model putra bangsawan
cara yang aku terapkan
gampang tak perlu berfikir
yang penting dapat memanfaatkan
kesempatan jabatan ayahku
semua berjalan lancar
betapa aku tersinggung
dengan seorang patriot
berani ia mengecam tingkahku
untung saja lima pengawalku
segra meringkus tulang belulang
cacimaki aku semburkan dikupingnya
ku ingatkan sekali lagi aku putra kepala kampung
jangan coba melawan kalau tak ingin susah
sebaiknyalah kau diam
aku jalankan perintah ayahanda yang agung
menindas nyali rakyatkuagar tak banyak tingkah
agar semua bisu menurut selalu patuh
inilah cerita keji dari negeri antah berantah
sepantasnyalah jadi timbangan bagi kita
meskipun hanya dongengan
tapi cukup meremas nyali
semoga saja tak kanterjadi
di negeri ini
Jakarta ,1983
0 comments:
Posting Komentar