Senin, 29 September 2014

Kupu-kupu Kertas

Setiap waktu engkau tersenyum
Sudut matamu memancarkan rasa
keresahan yang terbenam, kerinduan yang tertahan,
duka dalam yang tersembunyi jauh di lubuk hati
Kata-katamu riuh mengalir bagai gerimis

Seperti angin tak pernah diam
selalu beranjak setiap saat
menebarkan jala asmara, menaburkan aroma luka
Benih kebencian kau tanam bakar ladang gersang
Entah sampai kapan berhenti menipu diri

Kupu-kupu kertas
yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
dibias lampu temaram

Membasuh debu yang lekat dalam jiwa,
mencuci bersih dari segala kekotoran

Aku menunggu hujan turunlah,
aku mengharap badai datanglah
Gemuruhnya akan melumatkan semua
kupu-kupu kertas


0 comments:

Posting Komentar

 
Top