malam yang pekat
terasa menyiksa
duduk sendirian di bangku pasar
nyamuk terbang layang sesekali hinggap
menunggu pagi datang menunggu kehidupan
ia enggan tertidur
ia enggan bermimpi
senyum yang menawan gadis kebaya jingga
dinyalakan matanya
dipeluk erat bayangnya
Suminah pilar timur
anak pedagang sayur
dicari sesobek kertas
dicari sepotong arang
ia menggambar sebisanya
asal bisa terungkapkan
perasaan yang menggebu
Suminah aku cinta kamu !
berjalan mengendap-endap
menuju sudut pilar timur
disorongkan hati yang terpanah
oh..semoga
oh..Suminah mengerti
cinta cucu Adam begitu sederhana
tapi makna yang tersimpul begitu agung
seorang tukang sapu punya cara sendiri
meramu adonan cinta
ia berhak menikmati
Jakarta, 1982
0 comments:
Posting Komentar